
Pengurus Ma’had Aly Yanbu’ul Qur’an Kudus Saat Presentasi di Hadapan Majelis Masyayikh di Jakarta
JAKARTA, ARWANIYYAH.COM – Ma’had Aly Yanbu’ul Qur’an Kudus memenuhi undangan Majelis Masyayikh di Kantor Majlis Masyayikh di Jl. Sukabumi No.27, RW.7, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310, untuk mempresentasikan Rencana Induk Pengembangan Ma’had Aly Yanbu’ul Qur’an Kudus.
Dalam pertemuan ini, hadir secara langsung dari pihak Majelis Masyayikh, yaitu: Ketua Majelis Masyayikh KH Abdul Ghaffar Rozin M.Ed, Sekretaris Majelis Masyayikh KH Dr. Muhyiddin Khotib, para anggota Tim Ahli antara lain KH Hatim Ghazali, KH Abdul Waid. Sedangkan yang menghadiri undangan dari pihak Ma’had Aly Yanbu’ul Qur’an Kudus adalah: KH Ahmad Nashih SQ S.Ag selalu Mudir Ma’had Aly Yanbu’ul Qur’an, KH Nizanul Falih Lc MA dan Dr. Sahal Mahfudh, M.Pd yang merupakan Biro Akademik Ma’had Aly Yanbu’ul Qur’an Kudus.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Nashih menjelaskan dan mempresentasikan tentang sejarah singkat berdirinya Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an, sejarah singkat berdirinya Ma’had Aly Yanbu’ul Qur’an, profil, kualifikasi dosen, potensi input mahasantri baru, keselarasan jurusan dengan karakteristik pesantren, serta rencana-rencana strategis ke depan untuk Ma’had Aly Yanbu’ul Qur’an.
“Pemilihan Jurusan Al Qur’an wa Ulumuhu dengan Takhassus Ilmu Qiraat, tentu merupakan karakteristik keilmuan yang ada dan diwariskan oleh pendiri Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus yaitu Simbah KH Muhammad Arwani Amin Said. Sekalipun Mbah Kiai Arwani juga Ahli Thariqah, dan mendapatkan sanad Thariqah dari KH Manshur Popongan. Mbah Kiai Arwani juga Ahli Kitab dan Ahli Hadits, yang mendapatkan sanad langsung dari Hadhrotus Syekh Hasyim Asy’ari. Akan tetapi, Mbah Kiai Arwani lebih masyhur sebagai Ahli Al Qur’an dan Ahli Qiraat, lebih-lebih, beliau juga menulis karya yang luar biasa di bidang Ilmu Qiraat, yaitu Faidhul Barakat fi Sab’il Qiraat.” Ungkap Kiai Nashih.
Kiai Rozin selalu Ketua Majelis Masyayikh mengungkapkan bahwa Ma’had Aly berbeda dengan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam,
“Ma’had Aly sangat berbeda dengan Sekolah Tinggi. Ma’had Aly bukanlah PTKI, akan tetapi Ma’had Aly merupakan pendidikan tingkat tinggi yang khas Pesantren. Maka nilai-nilai, tradisi, turats dan khazanah keilmuan yang khas Pesantren harus selalu dijaga, jangan sampai luntur, utamanya oleh Ma’had Aly, sehingga Ma’had Aly mampu mengantarkan para mahasantri memiliki Profil Santri Indonesia, yang memiliki semangat belajar sepanjang hayat, rahmatan lil alamin, berakhlaqul karimah, tangguh dan mandiri, berperikemanusiaan, memiliki ilmu yang bermanfaat, peduli terhadap lingkungan dan cinta tanah air.”
Sekretaris Majelis Masyayikh KH Dr Muhyiddin Khotib juga berkomentar bahwa, “Salah satu ciri khas Ma’had Aly ini adalah bahwa Ma’had Aly merupakan perguruan tinggi khas Pesantren yang akan memproduksi banyak ulama. Perkuliahan berbasis Kitab Kuning, sehingga hal ini akan melahirkan keberkahan.”
Kiai Hatim Ghazali mengapresiasi pendirian Ma’had Aly di lingkungan Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, dengan berkata. “Saya kira akan sangat menarik jika Yanbu’ul Qur’an memiliki Ma’had Aly, yang mampu mempersiapkan mahasantri, tidak hanya hafal Al-Qur’an, tetapi juga faham tentang Ulumul Qur’an. Ma’had Aly Yanbu’ul Qur’an ini diharapakan menjadi prototype pendidikan pasca tahfidh, yang membekali para Huffadh Al Qur’an dengan penguasaan Turats yang mendalam, seorang Hafidz Al Qur’an, Ahli Qiraat, sekaligus Alim kitab kuning.”
Setelah dilakukan pertemuan dan verifikasi dengan Ma’had Aly Yanbu’ul Qur’an Kudus, Majelis Masyayikh akan menerbitkan rekomendasi yang ditujukan kepada Kementerian Agama Republik Indonesia bahwa Ma’had Aly ini sudah layak untuk beroperasi dan diberikan izin operasional.